Selasa, 03 November 2015

GEOMORFOLOGI PULAU SUMATERA

Tugas Geologi Indonesia



GEOMORFOLOGI PULAU SUMATERA


Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas geologi Indonesia

KELOMPOK IV
Dwi Fitri Muna Indah Sari
Frangki Maswito Usman
Ni Kadek Sriyanti
Sahrul H. Banat
Selvita R.M. Taid 
Taufik Abdullah



Dosen Pengampuh
INTAN NOVIANTARI MANYOE, S.Si., M.T

PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI 
JURUSAN ILMU DAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
 2015







 
GEOMORFOLOGI PULAU SUMATERA
 

Pulau Sumatra memanjang dari Barat – Laut ke tenggara dengan panjang  1.650 Km dari Ule Lhee sampai Tanjung Cina (Djodjo dkk, 1985, 41) lebar pulau  dibagian Utara berkisar 100 – 200 Km dibagian Selatan mencapai 350 Km. Secara  garis besar topografi Pegunungan Sumatra dapat dibagi kedalam tiga bagian yang  menjalur dari Barat Laut – Tenggara sebagai berikut :

1.    Bagian Barat, daerah ini berupa dataran memanjang sepanjang pantai yang  secara tidak menentu terpotong oleh igir-igir yang menyentuh pantai.  Dataran pantai memiliki lebar yang di berbagai tempat tidak sama. Dataran  pantai yang lebar hanya terdapat di beberapa tempat di antaranya di Meolaboh  dan Singkil di Sumatra Utara
2.    Bagian Tengah, bagian ini merupakan jalur vulkanis  (Inner Arc) yang  menduduki bagian tengah Pulau Sumatra dengan posisi agak ke Barat. Jalur ini  dikenal denan sebutan Bukit Barisan. Bukit barisan  ini memiliki lebar yang tidak sama. Bukit Barisan (Zone Barisan) mengalami peristiwa-peristiwa  geologis yang berulang-ulang dan kenampakan sekarang adalah sebagai hasil fenomena geologis yang terjadi pada Plio – Pleistocene. Berdasarkan  fenomenapada Plio  Pleistocene maka zone Barisan dapat diuraikan menjadi  tiga yaitu Zona Barisan Selatan, Zone Barisan Tengah dan Zona Barisan Utara  (Van Bemmelen, 1949, 678).
  
      1)   Zona Barisan Sumatra Selatan
Zona ini dibagi menjadi tiga unit blok sesaran yaitu :
a.       Blok Bengkulu (The Bengkulu Block)
Pada Bagian Barat membentuk monoklinal dengan kemiringan 5 – 100 ke arah Laut India (Indian Ocean) dan tepi Timur Laut berupa bidang  patahan. Batas Timur Laut Blok Bengkulu adalah Semangko Graben, Ujung  Selatan Semangko Graben berupa Teluk Semangko di Selat Sunda. Sedangkan panjang Graben Semangko yang membentang dari Danau Ranau – Kota Agung di Teluk Semangko adalah 45 Km dan lebarnya 10 Km.
b.      Blok Semangko (The Semangko Block)
Terletak diantara Zone Semangko Sesaran Lampung (Lampung Fault).  Bagian Selatan dari blok Semangko terbagi menjadi bentang alam menjadi seperti pegunungan Semangko, Depresi Ulehbeluh dan Walima, Horst Ratai dan Depresi Telukbetung. Sedangkan bagian Utara Blok Semangko (Central Block) berbentuk seperti Dome (dimameter +40 Km).
c.       Blok Sekampung (The The Sekampung Blok)
Blok Sekampung merupakan sayap Timur Laut Bukit Barisan di  sumatra Selatan. Blok ini merupakan Pasang Blok Bengkulu. Kalau dilihat  secara keseluruhan makan Zone Barisan bagian Selatan (di daerah  Lampung) memperlihatkan sebagai geantiklin yang besar di mana Bengkulu Block sebagai sayap Barat Daya, lebar 30 Km kemudian Sekampung Blok sebagai sayap Timur Laut, lebar 35 Km dan puncak geantiklinnya adalah central block (Blok Semangko) dengan lebar 75 Km.

     2) Zone Barisan Sumatra Tengah
            Zona Barisan di daerah Padang memiliki lebar 140 Km dan bagian  tersempit selebar 60 Km yaitu di Padang Sidempuan. Blok Bengkulu (the bengkulu Block) dapat ditelusuri sampai ke Padang sebagai pembentuk sayap Barat Daya bukit Barisan (Zone Barisan). Di Utara Padang, sayap Bukit Barisan Barat Daya di duduki oleh Danau Maninjau ( a volcano tectonic trought), Gunung Talakmau dan Gunung Sorik marapi.
            Zone Semangko membenteng dari Danau Kerinci sampai ke Danau Singkarak. Zone ini oleh Tobler disebut Schicfer Barisan (Van Bemmelen, 1949, 667) membentang memanjang searah dengan Sistem Barisan baik di sumatra Tengah maupun Sumatra Selatan. Sayap Timur Laut yang terletak di Utara Danau Singkarak ke Tenggara. Di sebelah Utara Danau Singkarak sampai ke Rau berstruktur Horst dan Graben dengan posisi memanjang. 

3)   Zona Barisan Sumatra Utara

a.         Tumor Batak (The Batak Culmination with the Lake Toba) Tumor  Batak, panjang 275 Km dan lebar 150 Km. puncak tertinggi Gunung Sibuatan 2.457 m di bagian Barat Laut Toba, Gunung Pangulubao 2151 terletak di bagian Timur Toba. Di bagian Tenggara adalah G. Surungan 2.173 m dan dibagian barat adalah Gunung Uludarat 2.157 m.

b.        Pegunungan di Aceh
    Van Bemmelen menyebutkan bahwa pegunungan Barisan di Aceh belum banyak disingkap sehingga pembicaraan mengenai pengaruh penggangkatan pada plio-pleistocene terhad apsistem Barisan di Aceh sangat sedikit.
c.       Bagian Timur
      Bagian Timur Pulau Sumatra sebagian besar berupa hutan rawa dan merupakan dataran rendah  yang sangat luas. Dataran rendah ini menurut Dobby merupakan dataran terpanjang yang tertutup rawa di daerah tropik di Asia Tenggara (Djodjo dkk, 1985, 4).  Bagian Timur  Sumatra selalu mengalami perluasan sebagai hasil pengendapan material yang terbawa oleh aliran sungai dari sayap Timur Zone  Barisan. 



Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan Kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudera Hindia. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar, antara lain; Asahan (Sumatera Utara), Kampar, Siak dan Sungai Indragiri (Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi), Ketahun (Bengkulu), Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way Sekampung (Lampung).
Di bagian barat pulau, terbentang Pegunungan Barisan yang membujur dari utara hingga selatan. Hanya sedikit wilayah dari pulau ini yang cocok digunakan untuk pertanian padi. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi yang hingga saat ini masih aktif, seperti Merapi (Sumatera Barat), Bukit Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Jambi). Pulau Sumatera juga banyak memiliki danau besar, di antaranya Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah (Sumatera Barat), dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan). 
Sumatra sebelah barat tersusun atas endapan batuan tersier yang sangat tebal dan bersifat resistensi terhadap erosi kecil. Singkapan-singkapan batuan yang berumur pretersier di jalur non-vulkanik sangat jarang ditemukan, sedangkan batuan basalt ditemukan secara lokal. Proses pengangkatan yang menghasilkan jalur pegunungan non vulkanik terjadi pada zaman Kuarter. Pulau Sumatra sebelah timur merupakan bagian dari Dangkalan Sunda terutama yang tersusun atas batuan sedimen Mesosoikum dan Poleisoikum dan pada bagian atasnya terjadi intrusi granit. Seluruh daerah ini telah mengalami pendataran dan kenampakan-kenampakan struktural masih dapat diamati.







Refeerensi 
Edited by A. J. Barber, M.J. Crow and J. S. Milsom. Geology, Resources and Tectonic Evolutio. Sumatra. E. Suliastiningsih. 2015. PULAU SUMATERA. Di Ambil Dari.  https://www.academia.edu/9297655/GEOMORFOLOGI_INDONESIA_PULAU_SUMATERA. DiAkses Pada tgl 15-Oktober-2015 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar